Testimoni Orang tua dari Lima Murid Pertama Himawari Daycare (tanggal 13 Agustus 2016)

 

 

Pada tanggal 13 Agustus 2016, Himawari Daycare mengundang keluarga dari lima murid pertama Himawari Daycare, yaitu Raina, Azka, Qais, Wildan, Hanin, untuk ikut merasakan keseharian di Himawari Daycare, mulai dari permainannya, hingga ke masakannya.

IMG_0635

 

Selain sosialisasi kegiatan di Himawari kepada orang tua, Himawari Daycare juga menanyakan bagaimana perkembangan anak setelah kami asuh di Himawari. Alhamdulillah… semua orang tua menceritakan perkembangan yang positif.

Berikut ini cuplikan testimoni orang tua:

Raina dan Mama“Sistem pengasuhan dan pengajaran di Himawari cocok untuk Raina, karena ada kemajuan antara sebelum dan sesudah masuk. Target jangka pendek adalah Raina bisa bicara, sekarang dia sudah bisa ngomong dua kata, membedakan binatang, warna, dan bisa mengerti perintah.”

(Mama Raina, usia 2 tahun)

 

 

 

 

IMG_0629“Alhamdulillah, Azka yang semula susah makan menjadi mudah makan, karena banyak temannya. Banyak perkembangan di luar dugaan, cara memegang pulpen, sendok, makan sendiri, suka bilang terima kasih, kalau barang jatuh, dipungut dan dikasihkan ke orang. Banyak hal-hal positif yang dia dapat di day care, padahal belum sampai seminggu  di day care.”

(Bunda Azka, 1 tahun 7 bulan)

 

 

 

IMG_0653“Lokasi dekat dari rumah, lingkungan kondusif karena masih banyak pohon, asri dan hijau, jauh dari keramaian. Fasilitas sangat memadai. Ada referensi kurikulum dari Jepang, jadi tidak nilai dari nol. Suasana kekeluargaan, bukan sekedar bisnis.”

(Papa Qais, 2 tahun)

 

 

IMG_0651“Senang dengan mainan di Himawari, seperti  main pasir, sepeda, origami, lego, bola, dll.”

(Wildan, 4 tahun)

 

 

 

IMG_0621“Toilet training jadi lebih mudah, dan bermain dengan teman seumuran di dekat rumah dia lebih pede, karena bertambah pengetahuannya. Berbicara dengan teman-teman dengan lebih lepas. Kosakata lebih banyak, dan bisa menasehatinya temannya. Berbicara dengan temannya runut. Sampai kata tetangga, seperti bicara anak SD.”

(Ummi dan Abi-nya Hanin, 3 tahun)